via google
Siapa yang tidak mengenal obat
pelurus rambut yang satu ini. Saya bahkan mengenalnya ketika saya masih duduk
di bangku Sekolah Menengah Pertama. Ketika memasuki masa pubertas, saya merasa
rambut keriting saya adalah sebuah kutukan. Karena ketika berangkat ke sekolah
saya tidak memiliki kebebasan yang sama seperti teman-teman saya yang lain
untuk menggerai rambut mereka.
Takut dan tidak percaya diri
adalah dua hal yang menempel lekat pada diri saya ketika itu. Belum lagi tumbuh
di lingkungan Ambon yang sebenarnya mayoritas genetik yang ada di dalam diri
kami masyarakat Maluku adalah memiliki rambut keriting. Tetapi entah mengapa
pada zaman saya remaja, setiap perempuan yang memiliki rambut keriting berlomba-lomba untuk meluruskan
rambutnya. Bagi yang tidak meluruskan rambut keritingnya akan menjadi ejekan. Begitu pun yang meluruskan rambutnya juga tetap menjadi ejekan.
Saya tidak menemukan perempuan
dengan rambut keriting berseliweran di televisi. Dapat dikatakan hampir tidak
ada ruang untuk yang berambut keriting. Bahkan setiap iklan yang muncul di
televisi adalah hanya untuk mereka yang memiliki rambut lurus dan tergerai. Di
sinilah saya merasa bahwa yang keriting itu minoritas, tidak cantik, tidak
menarik perhatian orang lain.
Ketika menulis ini saya tidak
menemukan alasan mengapa saya meluruskan rambut untuk pertama kalinya. Yang
saya ingat adalah saya meluruskan rambut (1) karena terganggu dengan ejekan “Karibo”
(2) karena kedua kakak perempuan saya pun meluruskan rambut mereka (3) supaya
punya rambut yang bisa digerai ketika pergi ke sekolah.
Glatt, Makarizo, dan salon
kecantikan kemudian menjadi teman-teman saya selama masa-masa itu. Saya lalu
akrab dengan obat pelurus rambut,
karena keriting dipandang sebagai sebuah penyakit yang harus disembuhkan.
Saya adalah perempuan yang
tumbuh dengan identitas baru: yang keriting itu jelek, yang lurus itu cantik.
Saya adalah perempuan yang tumbuh dengan identitas yang ditawarkan oleh sebuah
produk. Saya adalah korban produk kecantikan.
#memeliharakeriting lahir
bertahun-tahun kemudian. Ia lahir dari kesadaran penuh akan identitas saya
sebagai seorang perempuan. Identitas alami saya dengan rambut keriting. Dan
kapabilitas saya untuk menerima diri, mencintai diri, dan percaya kepada diri
saya sendiri.
Cerita-cerita lainnya dari
#memeliharakeriting dapat kamu temukan di blog ini dan instagram @memeliharakeriting. Karena #memeliharakerting adalah identitas!